Erdogan, Soekarno Era Baru!

6 06 2010

Sepertinya tidak berlebihan, bahkan mungkin dengan kerendahan hati kita bisa mngatakan,  hari ini kita sedang hidup bersama seorang pemimpin dunia yang karismatik, tegas, dan berani. Yang berani mengakkan kebenaran dengan segala keterbatasannya. Yup, Recep Tayyip Erdoğan, Perdana Menteri Turki, yang dengan tegas mampu mengungkapkan ketidakadilan yang dilakukan Israel dan Amerika di berbagai forum bahkan di forum dunia. Tidak sekedar berwacana dia juga yang membela gerakan kemanusiaan Freedom Flotilla yang hangat akhir-akhir ini, mengirimkan bantuan ke Palestina. Dan pasca tragedi kemanusiaan itu, bahkan ia langsung memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, membatalkan perjanjian-perjanjian kerjasama ekonomi. Sikap berani patut kita acungi jempol. Karena jika dilihat, sebara kuat Turki dibanding Israel ataupun Amerika sekalipun. Namun dunia bergeming ketika di sebuah forum ia dengan lantang mengatakan : “Kami Bersama Orang-orang Teraniaya dan Tertindas di Gaza”, atau “Kami akan memperjuangkan Palestina sampai titik darah penghabisan kami, meskipun kami sendirian”.

Dia bukan sekedar mnengecam atau mengutuk, tapi melakukan aksi-aksi kongkrit. Begitu pula saat dengan lantang di World Economic Forum ia berani berbicara dengan lantang bahwa Presiden Israel adalah pembunuh kejam yang lebih kejam dari seorang barbarian.

Kebaraniannya, mengingatkan kita pada Presiden RI pertama (meskipun aye juga belum lahir, tp dari baca-baca sih begini hehe). Indonesia Pasca merdeka, bisa dikatakan termasuk salah satu negara miskin, belum punya kekuatan apa-apa. Tapi gelora Soekarno, mengangkat harkat martabat Indonesia saat itu, menjadi bangsa yang diperhitungkan dunia pada waktu singkat. Kita ingat di sejarah Indonesia, bahwa negeri yang baru merdeka (Indonesia) ini diajarkan nilai memperjuangkan kemanusiaan secara kongkrit (aksi nyata) dengan bantuan beras Indonesia untuk rakyat India yang sedang dilanda bencana kelaparan. Kita miskin, tapi Soekarno memperlihatkan kita lebih kaya dibandingkan negara maju seperti Amerika sekalipun saat itu. Atau saat memperjuangkan Irian Barat, ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap Belanda denganmemutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda dan melakukan persiapan militer untuk membebaskan Irian Barat. Dan bahkan Presiden Soekarno di hadapan Sidang Majelis Umum PBB ke-15 menyampaikan pidatonya yang berjudul “Membangun Dunia Baru” (To Build the World Anew).

Dalam pidato tersebut, Presiden Soekarno menyerukan “Kekuatan Dunia Baru” (New Emerging Forces, NEFOS) untuk bangkit menuju tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang, melampaui dominasi negara-negara besar di dunia yang secara ideologis terbagi ke dalam Blok Barat dan Blok Timur, yang akhirnya melahirkan Gerakan Non Blok, yang Indonesia yang menjadi salah satu inisiatornya

Ya, mungkin tulisan ini bisa begitu panjang memeperlihatkan kehebatan Erdogan, namun pada intinya kita boleh tersenyum bangga saat ini kita hidup bersamanya, meski berbeda bangsa. Dan dengan kerendahan hati, kita mungkin harus belajar dari Turki untuk keberanian kemanusiaan ini, dan jangan lupa, sejarah mengjarkan kita hal ini.


Actions

Information

One response

20 06 2010
Ridwansyah Yusuf Achmad

emang mantab kalipun PM turki ini. menurut kabar turki sekarang sudah cabut diplomatnya dari israel, menunda latihan gabungan militer. dll..

semua itu menunjukkan bahwa erdogan punya willingness dan bargain power buat terhadap israel

Leave a comment